Kamis, 27 Maret 2014

CERPEN



Cinta Kembang Kempis di Sepotong  Tahu

Gugur daun beranjak tumbuh membalap ujung-ujung ranting yang ternganga semilir angin, sudut-sudut persawahan dan hektaran tanaman sayuran terhampar luas di negeri ini. Negeri subur nan makmur begitulah bayangan dan pikiran Charles mengingat sebentar lagi ia akan tinggal untuk beberapa waktu di tempat tinggal eyangnya.

Semua barang-barang telah ia kemasi ke dalam koper, mama dan papanya pun telah menunggu di mobil. Mobil melaju meninggalkan rumah kesayangannya itu, Lama-lama makin menjauh kemudian menghilang saat di pertikungan jalan. Pasti Charles akan sangat merindukan kamar tidurnya di rumah, rindu akan semua barang-barang di kamarnya. Mulai dari poster, jersey, dan bola dari tim sepakbola kesayangannya, Machester United. Mama dan papa hanya meliriknya dan melemparkan senyuman bangga terhadap anak semata wayangnya tersebut. Charles membalas dengan seuntai senyuman termanisnya.
Alarm jam tangan Charles berdering menunjukkan jam satu siang. Mobilnya kini memasuki sebuah pemukiman yang sejuk dan rimbun karena di sekeliling jalan terdapat pohon-pohon yang tumbuh teratur seraya menyambut kedatangannya ke desa ini. mobil kemudian memasuki halaman rumah eyangnya. mama dan papa mengajaknya segera bergegas turun dari mobil untuk segera masuk ke rumah eyangnya. Charles menikmati di sekeliling pemandangan yang memang sedang menghijau. Biasanya jika di rumah, hanya mobil-mobil besar dan kendaraan lain yang melewati jalan depan rumahnya. tapi ini tidak, masyarakat di tempat eyangnya tinggal masih menggunakan transportasi berupa sepeda gayuh, walaupun ada yang menggunakan sepeda motor, itu hanya beberapa dan dapat dihitung jumlahnya.

Butir air hujan berusaha masuk melalui celah-celah jendela kamar yang Charles tempati saat ini. suasana di luar amat dingin, langit masih memperlihatkan suasana suramnya dan berusaha mengalahkan sinar mentari yang akan muncul pada pagi hari ini. Charles kemudian membuka matanya, jamnya sudah menunjukkan pukul setengah tujuh. Di teras depan, mama, papa, dan eyangnya sudah menunggu. bergegaslah Segera Charles, kemudian mengikuti dari belakang langkah orang tua dan eyangnya.
“Mau kemana kita?”charles bertanya dengan nada kepo
Orang tua dan eyangnya membalik badan sembari tersenyum kemudian kembali melanjutkan langkahnya. Charles di buat bingung olehnya, pertanyaannya pun tidak kunjung dijawab, lalu berlalulah charles bergerak mendekati mamanya.

Sudah sekitar seratus meter Charles melangkah hingga Ia tiba di depan gerbang yang bertuliskan “Kedelaiku Kehidupanku” ya, itu adalah semboyan yang memang sengaja dipajang sebelum memasuki wilayah pabrik milik eyang Charles. Suasana di pabrik ini sangat ribut, banyak pegawai yang sedang mengolah berkwintal-kwintal kedelai diiringi sontrekan bising mesin-mesin penggiling yang menggema di gendang telinga. Tangan-tangan cekatan dan teliti seraya penuh dengan ketulusan itu menarik perhatian Charles, tangan-tangan itu sungguh membelai dengan kasih sayang, jemari yang lunglai itu, keriput yang mulai menggerogoti di kelanjutan usia, sungguh memanglingkan dan memberikan kesan empati bagi siapa saja orang yang menyaksikannya. Tapi menurut mereka,dari kegiatan inilah mereka bisa menghidupi anak-anak dan cucu-cucunya, sungguh perjuangan untuk membelai kerasnya kehidupan. Sampai akhirnya Charles sadar bahwa ia sudah lama terlarut menyaksikan ibu-ibu pekerja itu, ketika ia di lempari senyuman ramah dari karyawan eyangnya, Charles menundukkan kepala seraya memberi kesan ramah kembali.

Ufuk barat melukiskan nyawa terindahnya ketika sang surya menenggelamkan dirinya di bawah gumpalan awan-awan kumulus yang tebal, bergerak seakan-akan meninggalkan seberkas sinar yang timbul di langit, menembus awan stratus yang selembut bagaikan kain sutera.selang waktu berlalu kemudian hilang tenggelam tanpa meninggalkan jejak sedikitpun dan akhirnya sang satelit alam yang akan muncul pada kegelapan saat ini. Malam yang elok bagaikan khayangan surga, seakan membelai manis wajah oval Charles. Pundi-pundi nafasnya melepas karbondioksida ke udara bebas, di bawah cahaya terang sang satelit dan ribuan bunga langit yang terus menemani malamnya di bangku tua di teras rumah eyangnya. Charles merasakan sesuatu, seseorang telah menepuk pundaknya dari belakang, ternyata itu adalah eyangnya. Eyang kemudian duduk tersandar persis di samping Charles.
“belum ngantuk?” eyang kemudian memulai perbincangan dengan cucu kesayangannya itu. “belum eyang. Malam seindah ini sangat sayang kalau dilewatin gitu aja” eyangnya kemudian mengangguk paham atas pernyataan cucunya itu.
“besok siang, ikut eyang lagi ya ke bagian pemasaran.”eyang mengajaknya dengan penuh sukacita. Charles mengangguk senang sembari tersenyum melihatkan lesung pipitnya yang cute dan membuatnya tambah berwibawa.

“Tolong ini diantarkan ke pasar jatiluhur, yang ini ke rumah makan sedap malam.... dan ini......” beginilah suasana bagian pemasaran dari pabrik eyangnya Charles, selain memproduksi juga sebagai distributor. Mata Charles kini lebih terpusat ke halaman belakang dari tempat ini. Sepertinya ada magnet yang berusaha menariknya untuk cepat-cepat melangkahkan kakinya segera mendekati tempat itu. Alangkah terpesonanya Charles ketika melihat ke halaman belakang. Tak jauh dari sana terdapat sebuah danau berair biru jernih yang disekitarnya tumbuh berbagai jenis tanaman hias maupun pepohonan.  dan yang paling menakjubkan adalah ada sebuah perahu dayung di tepi danau. Benar-benar tempat yang menakjubkan, suasana di sini sangat natural segala yang ada sungguh mempesona.

Charles bergerak mendekati perahu dayung di tepian danau tersebut. Langkah ketiganya terhalang oleh sebuah isak tangis, mungkin begitu terngiang masuk melalui lubang telinga Charles.suara itu kian menderu, isak tangis itu semakin memilukan hatinya. Tentu saja rasa penasaran Charles refleks mencari arah datangnya asal suara itu. Di bangku panjang tua di pinggir danau itu, seseorang yang memiliki rambut panjang terurai dengan postur tubuh ideal tengah meneteskan air mata. Charles menepuk pundaknya dari belakang.
“hey, mengapa bersedih?” tanya Charles dengan nada keheranan.
cewek itu membalikkan badannya dan menatap Charles sejenak kemudian kembali dalam posisi sebelumnya. Charles tambah dibuat bingung oleh cewek itu
“ aku.... aku sedang dalam masalah”.imbuh cewek  itu kepada Charles.
“aku tau itu, namaku Charles.. masalah apa yang sedang kamu alami? cerita aja mungkin saya bisa bantu kamu.”
“kamu gak mungkin bisa membantuku!”
tiba-tiba cewek itu beranjak dari tempat duduknya dan berlari meninggalkan Charles tanpa sepatah katapun. Pikiran Charles bertanya-tanya ada apa sama cewek ini? Charles akhirnya memutuskan untuk kembali ke dalam pabrik untuk berkumpul dengan eyangnya. Tapi entah angin apa yang datang membelainya. Charles bertemu kembali dengan cewek yang bertemu dengannya di danau. Spontan tangan Charles menggenggam tangan cewek itu. “kamu yang tadi ketemu didanau kan?”tanya Charles “ bukan, maaf kayaknya kamu salah orang, permisi.” Kemudian cewek itu berlalu dari hadapan Charles begitu saja.

Charles terpaku mati kutu. Kalau bukan cewek yang tadi bertemu dengannya di danau, terus itu siapa? Wajahnya mirip tak ada yang berbeda. Tapi kenapa dia sudah tidak ingat. Apa mungkin dia lupa? Atau Cewek itu hanya sekedar acting untuk mengelabuhinya? Charles sungguh tak habis fikir.

Keesokan harinya, Charles kembali pergi ke pabrik bersama eyangnya. Charles masih penasaran benar dengan cewek itu.saat di tempat pembuatan tahu dilihatnya cewek itu, tapi kali ini berbeda, wajahnya murung dan bersedih persis mirip kali pertama Charles bertemu. Tiba-tiba saja cewek itu beranjak meninggalkan pekerjaannya dan keluar menuju danau di halaman belakang pabrik. Cewek itu tengah duduk dengan air mata yang mengalir.
“kenapa menangis lagi?” suara Charles mengagetkannya dan segera cewek itu mengusap peluh lelah dan air matanya. Entah angin apa yang bisa meluluhkan cewek itu, kali ini dia lunak dan mau menanggapi Charles.
 “ orang sepertiku harusnya tak layak untuk hidup” cewek itu menatap Charles tajam-tajam.
 “ mungkin aku tidak tau apa sedang kamu alami sekarang, tapi aku harap kamu tidak akan menyia-nyiakan hidupmu saat ini. Karena sebuah kehidupan itu adalah anugrah.” Imbuh Charles
“tiada satu orang pun yang memperdulikanku, tapi kenapa kamu malah datang kesini menjumpaiku?” kemudian Charles berbalik menatap cewek itu.
 “ya, aku kesini karena aku merasa simpati sama kamu. Aku respect sama kamu di awal kita bertemu.” Imbuh laki-laki berlesung pipit itu.
“baiklah. Aku mey, Meylisa Susanti” cewek itu kemudian menjabat tangan Charles.
Nama cewek itu adalah mey, cewek yang usianya sekitar 17 tahun ini memang sebaya dengan Charles. Mey sekarang sudah enak di ajak bicara dan tidak cuek lagi terhadap Charles. Di pabrik ini Mey memang sengaja membantu ibunya untuk mencetak tahu, karena baginya waktu libur sekolah adalah waktu yang penting untuk membantu ibunya.

Sembari tadi Mey enggan menceritakan masalahnya. Sebenarnya Charles sangat kepo, tapi apa daya Charles tak mungkin memaksa Mey untuk bercerita.
Ini adalah kali pertama Charles merasakan hal yang berbeda saat bertemu Mey. Ada perasaan yang amat spesial timbul di benak Charles. Dia tidak tau ini perasaan macam apa, tetapi yang pasti setiap kali Charles menatap mata Mey, detakan jantungnya mengembang dan mengempis lebih cepat dari keadaan normal. Sebenarnya Charles masih penasaran sewaktu bertemu lagi dengan Mey saat di pabrik dan Mey saat itu tak mengenalinya. Tapi Charles enggan untuk menanyakannya kembali. 

Sore ini, Charles dan Mey berencana akan tempat pengepakan tahu. Saat kaki Charles beranjak meninggalkan pekarangan rumah eyangnya, Charles bertemu dengan sosok yang mirip sekali dengan Mey. Tapi ini sungguh aneh, Mey yang ini, sama sekali tak mengenali Charles. Bahkan ketika Charles memanggil namanya. Mey yang ini, sama sekali tak menggubrisnya. Dan ketika Charles menanyakan tentang janjian mereka untuk pergi sore ini, Mey membalas dengan pernyataan bahwa Charles salah orang. Kemudian Mey berlalu meninggalkannya. Charles akhirnya kembali membalik langkahnya memasuki pekarangan dan duduk termenung di kursi kecil di teras rumah eyangnya. 

Bak serasa di hipnotis perasaan Charles saat ini. Kenapa Mey tiba-tiba bersikap 180 derajat berbalik terhadap dirinya? Sedangkan baru kemarin dirinya dan Mey sudah sangat akrab. Kegundahannya tiba-tiba terhenti oleh dering handphone genggamnya. Ada sebuah pesan masuk.
“maaf ya, kita gak bisa ke tempat pengepakan tahu sore ini. Adikku tiba-tiba masuk rumah sakit. Maaf banget ya”
kalimat ini membuat Charles tersentak seketika. Dahinya mengkerut, otot lehernya timbul dibalik kulit hitam manisnya. Hatinya bertanya-tanya, sungguh membuatnya ingin memecahkan misteri dari Mey yang berhasil membuatnya bingung. Tapi sudahlah, mungkin tadi itu Mey lagi buru-buru sehingga Mey bersikap seperti itu terhadap dirinya.

Suasana pagi kembali menyambut pedesaan kecil yang hijau, Charles merasakan panas di sekujur tubuhnya. Kepalanya pusing bukan main. Mama dan papanya segera mengusungnya ke rumah sakit kecamatan dari pedesaan ini. Baru saja Charles tiba, sebuah jeritan tangis dari arah rumah sakit terdengar sangat mencekam. Suara itu sangat di kenali Charles. Dengan tubuh yang lemas Charles mulai berjalan ke ruang perawatan. Dalam benaknya, tadi adalah jeritan Mey, ia wanita yang telah membuat Charles jatuh hati saat ini. Dan Charles pun baru ingat bahwa posisi Mey saat ini memang di rumah sakit. Jangan-jangan Mey. Apakah dia sakit? Tapi kemarin sehat, atau saudaranya yang sakit? Tetapi kenapa sampai menjerit sekeras itu?otak Charles tercampur aduk. Sampai keesokan harinya Charles kembali ke pabrik kakeknya untuk menemui Mey. Tapi tak di temukannya wajah Mey, bahkan ada seorang karyawan yang bilang kepada Charles bahwa adik Mey telah meninggal. Charles terkejut mendengar pernyataan karyawan itu. Kemudian Charles pergi mengunjungi danau, disana Charles memandangi jernihnya air danau itu. Tetapi pikirannya entah pergi kemana-mana. Seseorang menepuk pundaknya dari belakang, ternyata itu Mey. Mey mendekati Charles dan duduk di sampingnya.
“Mey, aku turut berduka cita” Mey mengangguk tapi matanya masih lebam seperti orang menangis semalaman.
“adikku.....”  dan Mey pun akhirnya meneteskan bulir-bulir air matanya, kesedihannya sudah berlarut.
 “ kenapa tuhan harus mengambil nyawa adikku? Kenapa bukan aku saja?”
 “Tuhan mengambil adikmu karena tuhan sayang dia Mey, kamu harus mengiklaskan semuanya.”
“tapi aku tida rela, aku sungguh tak rela jika adikku harus pergi mendahuluiku.”
Charles meraih Mey dan memeluknya erat-erat, tapi sayang Mey kemudian menghindar dan menjauh dari Charles.
“Mey, kamu adalah orang spesial dalam hidupku” Mey tak menggubris dan jeritan tangisnya semakin menjadi-jadi. Ketika Charles berusaha meraihnya kembali dan menggenggam tangan Mey, Mey melepasnya dan kemudian berlari menjauh meninggalkan Charles seorang diri di sana.

Setelah kematian adik Mey, keluarga Mey memutuskan untuk pidah ke Serang tempat kakeknya tinggal.hari ini adalah kepindahan Mey, tetapi Mey sama sekali tidak memberi tahu kepada Charles. Mey pindah mendadak tanpa di ketahui oleh penduduk desa.
Mendengar penuturan dari eyangnya, Charles berlari menuju rumah Mey, tapi tak seorangpun yang dia temukan disana. Charles panik sepanik-paniknya, tapi apa dayalah. Cewek yang dicintainya telah pergi tanpa kabar sedikitpun. Buru-buru Charles merogoh kantongnya dan menelepon Mey, tapi sudah terlambat. Nomer handphone Mey sudah tidak aktif lagi.

Menurut penuturan eyangnya, keluarga Mey pindah karena adik Mey yang merupakan saudara kembarnya sudah meninggal dunia sehingga Mey tidak terima dengan kenyataan dan mengalami gangguan jiwa. Charles baru sadar bahwa cewek yang wajahnya mirip dengan Mey, yang pernah bertemu dengannya dan  tak mengenalinya adalah saudara kembar dari Mey sendiri.kesedihan Mey yang menghantuinya telah menjadi kenyataan pahit. Saudara kembarnya telah naas digerogoti tumor ganas.

Charles melampaui danau dengan perahu dayung, tapi naas. Perahunya bocor di tengah danau dan menenggelamkannya seorang diri disana. 

Charles membuka matanya perlahan-lahan, diruangan yang penuh dengan aroma obat-obatan dan infus yang tergantung diatas ranjangnya. Terlihat mama dan papanya tersenyum manis melihatnya telah siuman.

Minggu, 23 Maret 2014

Hari Raya Nyepi

Nyepi Sepi Hening temukan Kedamaian
Nyepi Dalam Hening Temukan Kedamaian
Nyepi merupakan Hari Raya Umat Hindu untuk memperingati perayaan Tahun Baru Caka. Bagi masyarakat Bali Nyepi identik dengan hari dimana kita tidak keluar rumah seharian,  Sehari setelah Ngerupuk dengan ogoh-ogoh buta kalanya, dimana malam harinya sepi dan gelap gulita karena tidak boleh menyalakan lampu, hari yang memberi kesempatan untuk “mulat sarira” (introspeksi/kembali ke jati diri) dengan merenung atau meditasi, pelaksanaan Catur Brata Penyepian atau malah ada juga yang mengidentikan dengan hari bebas untuk meceki seharian?
Tapi apakah sebenarnya Hari Nyepi itu, bagaimana sejarahnya perayaan Nyepi bisa seperti saat ini? Apa tujuan dan makna dari pelaksanaan Hari Raya Nyepi? Bagaimana cara pelaksanaannya? Itulah berbagai pertanyaan yang ada di pikiran saya, dan dengan bekal bertanya pada berbagai sumber baik dari buku dan internet akhirnya jadilah artikel ini. Semoga bermanfaat menambah pengetahuan kita tentang Hari Raya Nyepi Tahun Caka 1934 ini yang jatuh pada hari Jumat 23 Maret 2012. Selamat Membaca..
Sejarah Nyepi
Kondisi India sebelum Masehi, diwarnai dengan pertikaian yang panjang antara suku bangsa yang memperebutkan kekuasaan sehingga penguasa (Raja) yang menguasai India silih berganti dari berbagai suku, yaitu: Pahlawa, Yuehchi, Yuwana, Malawa, dan Saka. Diantara suku-suku itu yang paling tinggi tingkat kebudayaanya adalah suku Saka. Ketika suku Yuehchi di bawah Raja Kaniska berhasil mempersatukan India maka secara resmi kerajaan menggunakan sistem kalender suku Saka. Keputusan penting ini terjadi pada tahun 78 Masehi. Pada tahun 456 M (atau Tahun 378 S), datang ke Indonesia seorang Pendeta penyebar Agama Hindu yang bernama Aji Saka asal dari Gujarat, India. Beliau mendarat di pantai Rembang (Jawa Tengah) dan mengembangkan Agama Hindu di Jawa. Ketika Majapahit berkuasa, (abad ke-13 M) sistem kalender Tahun Saka dicantumkan dalam Kitab Nagara Kartagama. Sejak itu Tahun Saka resmi digunakan di Indonesia. Masuknya Agama Hindu ke Bali kemudian disusul oleh penaklukan Bali oleh Majapahit pada abad ke-14 dengan sendirinya membakukan sistem Tahun Saka di Bali hingga sekarang. Perpaduan budaya (akulturasi) Hindu India dengan kearifan lokal budaya Hindu Indonesia (Bali) dalam perayaan Tahun Baru Caka inilah yang menjadi pelaksanaan Hari Raya Nyepi unik seperti saat ini.
Pengertian Nyepi
Nyepi berasal dari kata “sepi”, “sipeng” yang berarti sepi, hening, sunyi,  senyap. Seperti namanya perayaan tahun baru caka bagi umat hindu di Indonesia ini dirayakan sangat berbeda dengan perayaan Tahun Baru lainnya, dimana perayaan umumnya identik dengan gemerlapnya pesta dan kemeriahan, dan euforia dan hura-hura tetapi umat Hindu dalam merayakan Nyepi malah dilaksanakan dengan Menyepi, “Sepi”, “Hening”,”Sunyi”,”Senyap”.
Mungkin pertanyaan muncul dibenak kita, Mengapa perayaan Tahun Baru Caka tidak dilaksanakan dengan ramai dan pesra seperti perayan tahun baru pada umumnya? Menurut saya ini merupakan cermin kebijaksanaan dan kejeniusan lehuhur kita, dimana seperti pada perayaan Hari Raya Siwarari, leluhur kita selalu menekankan kita tentang konsep “mulat sarira”Perayaan dalam hening dan sepi agar kita belajar (instrospeksi/kembali ke jatidiri) dengan merenung, meditasi, evaluasi diri dan bertanya  tentang diri kita, siapa kita? Mengapa kita ada disini? Akan kemanakah kita nanti? Selama setahun ini apakah yang kesalahan kita yang perlu diperbaiki? Dan bukankah dalam sepi dan hening kedamaian dan kejernihan pikiran lebih mudah tercapai ?
Pelaksanaan Nyepi di Bal (Indonesia) memang unik dan istimewa,  konsep “mulat sarira” dengan “Catur Brata Penyepian” nya memang sangat relevan dengan kondisi dunia sekarang ini. Saat ini bumi kita sedang menghadapi berbagai masalah seperti global warming, alam yang rusak karena polusi dan eksploitasi besar-besaran, krisis energi dan permasalahan lainnya yang disebabkan oleh kemerosotan moral.
Perayaan Nyepi dengan Catur Brata Penyepiannya membuat Bali sebagai satu-satunya pulau di dunia yang mampu mengistirahatkan seisi pulau secara total sehari penuh dari berbagai aktivitas. Setahun sekali memberi kesempatan untuk kepada alam semesta untuk bebas menghirup  segarnya udara tanpa asap dan polusi kendaraan dan mesin. Penghematan di saat krisis energi seperti saat ini terutama energi listrik karena pada hari ini Bali mampu mengurangi sebagian besar penggunaan listrik dengan mematikan lampu-lampu dan mesin, Nyepi sehari ini ternyata bisa melakukan penghematan penggunaan listrik hingga mencapai 8 Milyar. Dengan Nyepi kita diberi kesempatan memperoleh ketenangan dan kedamaian mendengarkan kicauan burung dan nyanyian alam yang sedang tersenyum sumringah karena bisa beristirahat sejenak pada hari ini setelah setahun bekerja keras memenuhi keinginan manusia yang tidak ada habisnya.
Pelaksanaan Nyepi di Bali bisa seperti saat ini di dukung oleh Pemerintah dan Dunia Internasional dengan penutupan semua pintu masuk ke Bali mulai dari bandara dan pelabuhan-pelabuhan. Penghentian siaran radio dan TV di Bali selama 1 hari 24 jam untuk menghormati Umat Hindu yang merayakan, bahkan dunia internasional pun mengakui keluhuran dan keistimewaan pelaksanaan Nyepi di Bali dengan ramainya wacana merayakan untuk menyediakan waktu Nyepi sehari untuk dunia “World Silence Day”, ya walaupun saat ini baru  berupa wacana saja :) .
Rangkaian Pelaksanaan Nyepi
Perayaan Nyepi terdiri dari beberapa rangkaian upacara yaitu :
  1. Melasti berasal dari kata  Mala = kotoran/ leteh, dan Asti = membuang/memusnahkan, Melasti merupakan rangkaian upacara Nyepi yang bertujuan untuk membersihkan segala kotoran badan dan pikiran (buana alit), dan juga alat upacara (buana agung) serta memohon air suci kehidupan (tirta amertha) bagi kesejahteraan manusia.  Pelaksanaan melasti ini biasanya dilakukan dengan membawa arca,pretima, barong yang merupakan simbolis untuk memuja manifestasi Tuhan Ida Sang Hyang Widi Wasa diarak oleh umat menuju laut atau sumber air untuk memohon permbersihan dan tirta amertha (air suci kehidupan).  Seperti dinyatakan dalam Rg Weda II. 35.3 “Apam napatam paritasthur apah” yang artinya “Air yang berasal dari mata air dan laut mempunyai kekuatan untuk menyucikan. Selesai melasti Pretima,arca dan sesuhunan barong biasanya dilinggihkan di Bale Agung (Pura Desa) untuk memberkati umat dan pelaksanaan Tawur Kesanga.Melasti Mekiis Memohon Air Suci Sebelum Melaksanakan Nyepi Melasti Mekiis Memohon Air Suci ke Laut Sebelum Melaksanakan Nyepi
  2. Tawur Agung/Tawur Kesanga atau Pengerupukan dilaksanakan sehari menjelang Nyepi yang jatuh tepat pada Tilem Sasih Sesanga. Pecaruan atau Tawur dilaksanakan di catuspata pada waktu tepat tengah hari. Filosofi Tawur adalah sebagai berikut tawur artinya membayar atau mengembalikan. Apa yang dibayar dan dikembalikan? Adalah sari-sari alam yang telah dihisap atau digunakan manusia. Sehingga terjadi keseimbangan maka sari-sari alam itu dikembalikan dengan upacara Tawur/Pecaruan yang dipersembahkan kepada Bhuta sehingga tidak menggangu manusia melainkan bisa hidup secara harmonis (butha somya). Filosofi tawur dilaksanakan di catuspata menurut Perande Made Gunung agar kita selalu menempatkan diri ditengah alias selalu ingat akan posisi kita, jati diri kita, dan  perempatan merupakan lambang tapak dara, lambang keseimbangan, agar kita selalu menjaga keseimbangan dengan atas (Tuhan), bawah (Alam lingkungan), kiri kanan (sesama manusia).  Setelah tawur pada catus pata diikuti oleh upacara pengerupukan, yaitu menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh. Pada malam pengerupukan ini, di bali biasanya tiap desa dimeriahkan dengan adanya ogoh-ogoh yang diarak keliling desa disertai dengan berbagai suara mulai dari kulkul, petasan dan juga “keplug-keplugan” yaitu sebuah bom khas bali yang mengeluarkan suara keras dan menggelagar seperti suara bom, yang dihasilkan dari proses gas dari karbit dan air yang dibakar mengeluarkan suara ledakan yang mengelegar. Ogoh-ogoh umumnya dengan rupa seram, mata melotot, susu menggelantung yang melambangkan buta kala dalam berbagai rupa, juga menunjukkan kreativitas dari orang Bali yang luar biasa yang terkenal akan seni dan budayanya
Ogoh Ogoh Pengerupukan
  1. Nyepi jatuh pada Penanggal Apisan Sasih Kedasa (tanggal 1 bulan ke 10 Tahun Caka). Umat Hindu merayakan Nyepi selama 24 jam, dari matahari terbit (jam 6 pagi) sampai jam 6 pagi besoknya. Umat diharapkan bisa melaksanakan “Catur Brata Penyepian” yaitu : Amati Geni artinya tidak boleh berapi-api baik api secara fisik maupun api didalam diri (nafsu). Amati Karya  artinya tidak boleh beraktivitas/bekerja. Amati Lelungan, dari kata lelunga yang artinya bepergian, artinya tidak boleh bepergian keluar rumah. Amati Lelanguan artinya tidak boleh bersenang-senang/ menyalakan TV/radio yang bersifat hiburan. Dengan adanya Catur Brata Penyepian ini, mengingatkan kita agar belajar pendalian diri dengan melaksanakan Catur Brata Penyepian sehingga kita bisa fokus dan berkonsentrasi dengan baik untuk mulat sarira (kembali ke jati diri) melalui perenungan dan meditasi. Tetapi dalam kenyataannya di masyarakat, masih banyak umat pada saat Nyepi malah menyalahgunakannya untuk berjudi “meceki” seharian.  Selain Catur Brata Penyepian, bagi yang umat yang mampu akan sangat bagus jika pada Nyepi bisa melaksanakan tapa, brata, yoga, samadi misalnya dengan puasa selama 24 jam, dan juga monobrata yaitu tidak ngomong alias puasa berbicara sambil selalu memfokuskan pikiran kepada Tuhan Ida Sang Hyang Widi Wasa.
  2. Ngembak Geni berasal dari kata ngembak yang berarti mengalir dan geni yang berarti api yang merupakan symbol dari Brahma (Dewa Pencipta) maknanya pada hari ini tapa brata yang kita laksanakan selama 24 Jam (Nyepi) hari ini bisa diakhiri  dan kembali bisa beraktivitas seperti biasa, memulai hari yang baru untuk berkarya dan mencipta alias berkreativitas kembali sesuai swadharma/kewajiban masing-masing. Ngembak geni biasanya diisi dengan kegiatan mengunjungi kerabat dan saudara untuk mesima krama, bertegur sapa sambil mengucapkan selamat hari raya dan bermaaf-maafan. Dharma Santi juga biasanya diselenggarakan setelah Nyepi yaitu dengan mengadakan dialog keagamaan sekaligus tempat untuk mesimakrama alias bersilaturahmi dengan sesama.
Makna Nyepi
Jika kita renungi secara mendalam perayaan Nyepi mengandung makna dan tujuan yang sangat dalam dan mulia. Seluruh rangkaian Nyepi merupakan sebuah dialog spiritual yang dilakukan umat Hindu agar kehidupan ini selalu seimbang dan harmonis sehingga ketenangan dan kedamaian hidup bisa terwujud. Mulai dari Melasti/mekiis dan nyejer/ngaturang bakti di Balai Agung adalah dialog spiritual manusia dengan Alam dan Tuhan Yang Maha Esa, dengan segala manifetasi-Nya serta para leluhur yang telah disucikan. Tawur Agung dengan segala rangkaiannya adalah dialog spiritual manusia dengan alam sekitar dan ciptaan Tuhan yang lain yaitu para bhuta demi keseimbangan bhuana agung bhuana alit. Pelaksanaan catur brata penyepian merupakan dialog spiritual antara diri sejati (Sang Atma) umat dengan sang pendipta (Paramatma) Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dalam diri manusia ada atman (si Dia) yang bersumber dan sang Pencipta Paramatma (Beliau Tuhan Yang Maha Esa). Dan Ngembak Geni dengan Dharma Shantinya merupakan dialog spiritual antara kita dengan sesama.
Sehingga melalui Perayaan Nyepi, dalam hening sepi kita kembai ke jati diri (mulat sarira) dan menjaga keseimbangan/keharmonisan hubungan antara kita dengan Tuhan, Alam lingkungan (Butha) dan sesama sehingga Ketenangan dan Kedamaian hidup bisa terwujud.
Hari Raya Nyepi merupakan hari raya umat Hindu yang dirayakan setiap Tahun Baru Saka. Dimana pada hari ini umat hindu melakukan amati geni yaitu mengadakan Samadhi pembersihan diri lahir batin. Pembersihan atas segala dosa yang sudah diperbuat selama hidup di dunia dan memohon pada yang Maha Kuasa agar diberikan kekuatan untuk bisa menjalankan kehidupan yang lebih baik dimasa mendatang.
Hari Raya Nyepi jatuh pada hitungan Tilem Kesanga (IX) yang diyakini saat baik untuk mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa dan dipercayai merupakan hari penyucian para dewa yang berada dipusat samudra yang akan datang kedunia dengan membawa air kehidupan (amarta) untuk kesejahteraan manusia dan umat hindu di dunia.
Makna Hari Raya Nyepi
Nyepi asal dari kata sepi (sunyi, senyap). yang merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan kalender Saka, kira kira dimulai sejak tahun 78 Masehi. Pada Hari Raya Nyepi ini, seluruh umat Hindu di Bali melakukan perenungan diri untuk kembali menjadi manusia manusia yang bersih , suci lahir batin. Oleh karena itu semua aktifitas di Bali ditiadakan, fasilitas umum hanya rumah sakit saja yang buka.
Upacara sebelum hari Nyepi
Ada beberapa upacara yang diadakan sebelum dan sesudah Hari Raya Nyepi , yaitu:
Upacara Melasti
Selang waktu dua tiga hari sebelum Hari Raya Nyepi, diadakan upacara Melasti atau disebut juga Melis/Mekiyis, dihari ini, seluruh perlengkapan persembahyang yang ada di Pura di arak ke tempat tempat yang mengalirkan dan mengandung air seperti laut, danau dan sungai, karena laut, danau dan sungai adalah sumber air suci (tirta amerta) dan bisa membersihkan dan menyucikan dari segala kotoran yang ada di dalam diri manusia dan alam.
Upacara Bhuta Yajna
Sebelum hari Raya Nyepi diadakan upacara Bhuta Yajna yaitu upacara yang mempunyai makna pengusiran terhadap roh roh jahat dengan membuat hiasan atau patung yang berbentuk atau menggambarkan buta kala ( Raksasa Jahat ) dalam bahasa bali nya sebut ogoh ogoh, Upacara ini dilakukan di setiap rumah, Banjar, Desa, Kecamatan, Kabupaten dan Provinsi. Upacara ini dilakukan di depan pekarangan , perempatan jalan, alun-alun maupun lapangan,lalu ogoh ogoh yang menggambarakan buta kala ini yang diusung dan di arak secara beramai ramai oleh masyarakat dengan membawa obor di iringi tetabuhan dari kampung kekampung, upacara ini kira kira mulai di laksanakan dari petang hari jam enam sore sampai paling lambat jam dua belas malam, setelah upacara ini selesai ogoh ogoh tersebut di bakar, ini semua bermakna bahwa seluruh roh roh jahat yang ada sudah diusir dan dimusnahkan Saat hari raya Nyepi, seluruh umat Hindu yang ada di bali wajibkan melakukan catur brata penyepian.
Ada empat catur brata yang menjadi larangan dan harus di jalankan :
Amati Geni: Tidak menyalakan api serta tidak mengobarkan hawa nafsu.
Amati Karya: Tidak melakukan kegiatan kerja jasmani, melainkan meningkatkan kegiatan menyucikan rohani.
Amati Lelungan: Tidak berpergian melainkan mawas diri,sejenak merenung diri tentang segala sesuatu yang kita lakukan saat kemarin , hari ini dan akan datang.
Amati Lelanguan: Tidak mengobarkan kesenangan melainkan melakukan pemusat.
Pikiran terhadap Sang Hyang Widhi Brata ini mulai dilakukan pada saat matahari “Prabata” saat fajar menyingsing sampai fajar menyingsing kembali keesokan harinya, selama (24) jam.
Upacara setelah Nyepi
Upacara Hari Ngembak Geni berlangsung setelah Hari Raya Nyepi berakhirnya ( brata Nyepi ). Pada esok harinya dipergunakan melaksanakan Dharma Shanty, saling berkunjung dan maaf memaafkan sehingga umat hindu khususnya bisa memulai tahun baru Caka dengan hal hal baru yang fositif,baik di lingkungan keluarga maupun di masyarakat, sehingga terbinanya kerukunan dan perdamaian yang abadi Menurut tradisi, pada hari Nyepi ini semua orang tinggal dirumah untuk melakukan puasa, meditasi dan bersembahyang, serta menyimpulkan menilai kualitas pribadi diri sendiri.
Di hari ini pula umat Hindu khususnya mengevaluasi dirinya, seberapa jauhkah tingkat pendekatan rohani yang telah dicapai, dan sudahkah lebih mengerti pada hakekat tujuan kehidupan di dunia ini. Seluruh kegiatan upacara upacara tersebut di atas masih terus dilaksanakan, diadakan dan dilestarikan secara turun menurun di seluruh kabupaten kota Bali hingga saat ini dan menjadi salah satu daya tarik adat budaya yang tidak ternilai harganya baik di mata wisatawan domestik maupun manca negara.
Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa makna Nyepi itu sendiri adalah manusia diajarkan untuk mawas diri, merenung sejenak dengan apa yang telah kita perbuat. Dimasa lalu, saat ini dan merencanakan yang lebih baik dimasa yang akan datang dengan tidak lupa selalu bersykur dengan apa yang telah diberikan oleh sang Pencipta Bagi anda yang sibuk dengan pekerjaan dan rutinitas yang begitu padat ada baik nya anda meluangkan waktu sejenak keluar dari hiruk pikuk tersebut dan datang ke Bali sekedar introspeksi diri bahwa dalam kehidupan ini mempunyai terkaitan antara satu dan lain nya dan tidak lupa menyaksikan keadaan di Bali saat hari raya Nyepi akan terasa bedanya.