Kamis, 05 Juni 2014



Keterkaitan Ekstrakulikuler Wajib dan Pilihan Untuk Pembentukan Karakter Siswa


Disusun :
1.ADAM RAHMATULLOH
2.ANDINI DIAN PERMATA
3.JAKO LIYU TORIKO
4.NI KADEK SUSANI RUSADI


SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
LAMPUNG TENGAH

KATA PENGANTAR
Puji  syukur kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terselesaikannya Karya Tulis sederhana ini. Karya Tulis yang kami buat ini berdasarkan Praktek lapangan dan beberapa informasi dari media Internet. Karya Tulis dengan judul “Keterkaitan Ekstrakulikuler Wajib dan Pilihan Untuk Pembentukan Karakter Siswa”. Ini kami tulis sebagai tugas mata pelajaran Bahasa Indonesia dan untuk menambah kekreatifan dan keterampilan kami dalam membuat karya tulis. Terima kasih kami ucapkan kepada Guru Pembimbing Bahasa Indonesia (Ibu Dra. Dwi Purbowati) karena telah memberikan bimbingan dan penjelasan untuk membuat Karya Tulis. Mudah-mudahan Karya Tulis sederhana ini bisa memberikan  mamfaat kepada pembaca. Akhir kata “tiada gading yang tak retak” demikian pula dengan Karya Tulis ini. Oleh karena itu, kami membutuhkan kritik dan saran yang membangun agar Karya Tulis ini menjadi lebih baik.

Kotagajah, April 2014

                    Penulis









ABSTRAK
Disusun :
Adam Rahmatulloh
Andini Dian Permata
Jako Liyu Toriko
Ni Kadek Susani Rusadi

Pendidikan terus berkembang untuk menjadi lebih berkualitas. Tidak hanya pemerintah, sekolah pun turut berperan serta dengan pelaksanaan berbagai kebijakan. Salah satunya dengan pengaturan kegiatan pembelajaran melalui kurikulum. KTSP merupakan salah satu upaya dalam penyempurnaan kurikulum. Sekolah memiliki kewenangan untuk menyusun kurikulum sesuai dengan kondisi dan keperluan. Oleh karena itu, beberapa sekolah menerapkan fullday school. Orang tua yang sibuk terkadang khawatir dengan kurangnya pengawasan kegiatan anak. Salah satu upaya mengatasi  yaitu dengan memasukkan pada sekolah yang banyak memberikan alternatif kegiatan. Pada pelaksanaan fullday school sekolah memiliki kebijakan, salah satunya dengan memberikan kegiatan beragam bagi siswa melalui ekstrakurikuler. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendes-kripsikan struktur kurikulum, pelaksanaan ekstrakurikuler pada penerapan fullday school, faktor pendukung dan penghambat, serta gambaran prestasinya.









DAFTAR ISI

Kata Pengantar................................................................................................................i
Abstrak............................................................................................................................ii
Daftar Isi.........................................................................................................................iii
Bab I. Pendahuluan.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.........................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................2
1.4 Metode Penelitian.........................................................................................2
1.5 Batasan Penelitian.........................................................................................2
1.6 Hipotesis........................................................................................................2

Bab II. Tinjauan Pustaka.................................................................................................3
2.1 Landasan Teori..............................................................................................3
Bab III. Metode Penelitian..............................................................................................7
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian.......................................................................7
3.2 Metodologi Penelitian....................................................................................7
Bab IV. Hasil dan Pembahasan.......................................................................................8
4.1 Hasil...............................................................................................................8
4.2 Pengkajian dan Pembahasan..........................................................................8
Bab V. Penutup...............................................................................................................12
5.1 Kesimpulan....................................................................................................12
5.2 Saran..............................................................................................................12
Daftar Pustaka.................................................................................................................1




BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pembelajaran di sekolah termasuk dalam teknik pembelajaran formal dengan mengandalkan guru dan buku sebagai bahan pengajaran utama. Biasanya guru di sekolah hanya memberikan pembelajaran akademik seperti matematika, IPA dan IPS. Hal itu membuat para siswa cukup merasa bosan dan jenuh terhadap situasi yang ada. Bahkan secara pembelajaran pengalaman dan potensi prestasi, pengetahuan akademik sangatlah sedikit. Oleh karena itu potensi-potensi siswa yang besar harus diimbangi dengan peminatan pembelajaran organisasi yang berbeda dan membuat mereka dapat memperoleh pengalaman yang baik. Kegiatan yang termasuk dalam pengembangan potensi dan pretasi itu adalah kegiatan ekstrakulikuler.

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program kurikuler yang alokasi waktunya  tidak ditetapkan  dalam  kurikulum. Jelasnya bahwa kegiatan ekstrakurikuler merupakan perangkat operasional (supplement dan complements) kurikulum.

Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan siswa sebagai media untuk mengembangkan potensi diri, selain itu diharapkan mampu mengangkat dan mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya, khususnya prestasi non akademik. Kenyataan di lapangan, menunjukkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler mendapat proporsi yang tidak seimbang, kurang mendapat perhatian, bahkan cenderung disepelekan. Perhatian sekolah juga masih kurang serius. hal ini terlihat dari kurangnya dukungan yang memadai baik dari segi dana, perencanaan, dan pelaksanaan, serta perannya sebagai bagian dari evaluasi keberhasilan siswa. Sekolah hanya mengutamakan pencapaian logical dan mathematical intelegence. Padahal potensi anak beragam dan sangat memungkinkan kecerdasan dibidang-dang lain seperti seni, olahraga, organisasi, keagamaan serta bahasa dapat diasah melalui kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian pemahaman dan pengelolaan ektrakurikuler yang baik akan membentuk siswa yang kreatif, inovatif, dan berprestasi.






 
1.2  Rumusan Masalah
1.2.1 Setujukah siswa dengan adanya ekstrakulikuler wajib ?
1.2.2 Apa saja manfaat adanya Ekstrakulikulerterhadap pembentukan karakter?

1.3  Tujuan
1.3.1 Mengetahui setuju tidaknya siswa dengan adanya ekstrakulikuler wajib.
1.3.2 Mengetahui manfaat ekstrakulikuler terhadap pembentukan karakter.

1.4  Metode Penelitian
Analisa Sosial dan Kajian Pustaka

1.5  Batasan Penelitian
Siswa SMA Negeri 1 Kotagajah Kelas X IPA dan IPS
1.6  Hipotesis
Adanya Hubungan antara ekstrakulikuler wajib dan pilihan dengan pembentukan karakter serta prestasi siswa.














BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan pengayaan dan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler dan intrakurikuler. Kegiatan ini dapat dijadikan sebagai wadah bagi siswa yang memiliki minat mengikuti kegiatan tersebut. Melalui bimbingan dan pelatihan guru, kegiatan ekstrakurikuler dapat membentuk sikap positif terhadap kegiatan yang diikuti oleh para siswa. Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. kegiatan ekstrakurikuler merupakan salah satu jalur pembinaan kesiswaan. Kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti dan dilaksanakan oleh siswa baik di sekolah maupun di luar sekolah, bertujuan agar siswa dapat memperkaya dan memperluas diri. Memperluas diri ini dapat dilakukan dengan memperluas wawasan pengetahuan dan mendorong pembinaan sikap dan nilai-nilai.

Pengertian ekstrakurikuler menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yaitu suatu kegiatan yang berada di luar program yang 10 tertulis didalam kurikulum seperti latihan kepemimpinan dan pembinaan siswa. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan diluar jam pelajaran wajib. Kegiatan ini memberikan keleluasaan kepada siswa untuk menentukan kegiatan sesuai dengan bakat dan minat mereka. Berdasarkan penjelasan tentang ekstrakurikuler tersebut, dapat disimpulkan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan diluar jam pelajaran yang dilakukan, baik di sekolah ataupun di luar sekolah yang bertujuan untuk memperdalam dan memperkaya pengatahuan siswa, mengenal hubungan antar berbagai pelajaran, serta menyalurkan bakat dan minat.


2.1.2 Ektrakulikuler Wajib (Pramuka).

Pada kurikulum 2013 terdapat isi tentang adanya ekstrakulikuler wajib, Menurut Permendikbud No.81A tahun 2013: Kegiatan  ekstrakurikuler merupakan  salah  satu  perangkat  operasional (supplement  dan  complements)  kurikulum,  yang  perlu  disusun  dan dituangkan  dalam  rencana  kerja  tahunan/kalender  pendidikan  satuan pendidikan.


Jalinan relevansi antara Kurikulum 2013 dengan Pendidikan Kepramukaan yang bertumpu pada komitmen dedikasi pada siswa/peserta didik, hendaknya dikembangkan secara demokratis dengan azas kepramukaan yaitu kesukarelaan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diusulkan pola pengembangan sebagai berikut :

1. Ekstra kurikuler wajib dalam hal ini bermakna wajib dilaksanakan di sekolah, semua siswa                  diwajibkan menjadi anggota pramuka atau mengikuti kegiatan pendidikan kepramukaan.

2. Penyelenggaraan ekstra kurikuler ini, dilaksanakan secara kelembagaan Gerakan Pramuka yaitu dengan membentuk Gugusdepan yang berpangkalan di Sekolah, dengan standar Gugus Depan tidak lengkap (sesuai dengan potensi peserta didik) di sekolah yang bersangkutan.

3. Langkah awal hendaknya dilakukan adalah penyiapan sumber daya manusia Pembina Pramuka dengan pola alternatif sebagai berikut :

a. Melaksanakan Kursus Mahir Dasar bagi Guru, pada satu sekolah minimal tersedia 2 orang Pembina (seorang Pembina Putera dan seorang Pembina Puteri) sebagai Penanggung jawab/Pimpinan Gugus depan.
b. Menugaskan salah seorang Pembina Pramuka dari luar yang telah memiliki kualifikasi minimal PEMBINA MAHIR sesuai jenjang dan satuan.
c. Pembantu Pembina Gugusdepan diambil dari Penegak / Pandega yang telah mengikuti Kursus mahir Dasar atau minimal telah mencapai TKU Penegak Laksana.

4. Melaksanakan workshop-workshop Pembina Pramuka di tingkat Gugus Sekolah dalam rangka pengembangan dan re-orientasi materi SKU dan SKK yang memiliki relevansi dengan mata pelajaran, dan standar metode latihan.
5. Melaksanakan sistem pembinaan secara rutin berkala terhadap keseluruhan aktivitas Gugusdepan yang berpangkalan di sekolah, untuk mengapresiasi aspek-aspek :

a. Sumber daya manusia Guru  yang berproses sebagai Pembina Pramuka dengan pengakuan angka kreditnya.

b. Peningkatan dan kemajuan latihan peserta didik dengan apresiasi standar nilai ekstrakulikuler berdasarkan capaian SKU dan SKK.

c. Evaluasi terhadap administrasi Gugusdepan sebagai apresiasi terhadap sistem manajemen  Gugusdepan.

d. Prestasi Gugusdepan dengan melaksanakan kegiatan lomba-lomba antar Gugusdepan secara berjenjang dari Gugus sampai Provinsi.

e. Melakukan akreditasi terhadap gugusdepan yang berpangkalan disekolah/satuan pendidikan.

6. Meningkatkan kemampuan Pembina Pramuka yang berpangkalan di Sekolah dengan menyelenggarakan atau mengikuti Kursus Pembina Mahir atau Karang Pamitran yang dilaksanakan oleh Kwartir bekerjasama dengan Kemdikbud di tingkat pusat dan Dinas dikpora di daerah
2.1.2 Pengertian Karakter dan Pendidikan Karakter
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekertai, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”.  Adapun berkarakter adalah kepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak”. Menurut Tadkiroatun Musfiroh (UNY, 2008), karakter mengacu kepada serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations), dan ketrampilan (skills).
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang berusaha melakukan hal-hal yang terbaik terhadap Tuhan YME, dirinya, sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada umumnya dengan mengoptimalkan potensi dirinya dan disertai kesadaran emosi dan motivasinya (perasaannya). Berkenaan dengan pengertian karakter, dalam tulisan di laman Mandikdasmen, Direktur Jenderal Manajemen pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Suyanto, PhD menjelaskan sebagai berikut:
 karakter adalah “cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup kehidupan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara”.
Lebih lanjut Prof. Suyanto, PhD menyebutkan sembilan pilar karakter yang berasal dari nilai-nilai luhur universal manusia, yaitu :
  1. Cinta Tuhan dan segenap ciptaan-Nya
  2. Kemandirian dan tanggung jawab
  3. Kejujuran/amanah
  4. Hormat dan santun
  5. Dermawan, suka menolong, dan gotong royong
  6. Percaya diri dan pekerja keras
  7. Kepemimpinan dan keadilan
  8. Baik dan rendah hati, dan ;
  9. Toleransi, kedamaian, dan kesatuan
Jumlah dan jenis pilar yang dipilih oleh setiap daerah atau sekolah tentu berbeda-beda, tergntung kepentingan dan kondisinya masing-masing. Kemudian SD Westwood menekankan pentingnya enam pilar karakter yang akan dikembangkan, yaitu :
  1. Truseorthiness (rasa percaya diri)
  2. Respect (rasa kepedulian)
  3. Responsibility (rasa tanggung jawab)
  4. Caring (rasa kepedulian)
  5. Citizenship (rasa kebangsaan)
  6. Fairness (rasa keadilan)
Kemudian Howard Gardner dengan teori kecerdasan ganda menjelaskan, bahwa pengertian karakter sebenarnya merupakan bagian dari kecerdasan ganda, yang meliputi tujuh macam kecerdasan yang sering disingkat SLIM and BIL, yaitu :
  1. Spatial (keruangan)
  2. Language (bahasa)
  3. Intrapersonal (Intrapersonal)
  4. Music (musik)
  5. Naturalist (sayang kehidupan alam)
  6. Bodily Kenesthics (olah raga)
Menurut T. Ramli (2003), pendidikan karakter  memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi manusia yang baik, warga masyarakat, warga negara yang baik.










BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
3.1.1 Tempat : Kampus SMA Negeri 1 Kotagajah
3.1.2 Waktu : Selasa-Jumat, 22-25 April 2014

3.2 Metodologi Penelitian
Analisis Sosial dan Kajian Pustaka
3.2.1 Analisis Sosial/ Pengamatan Sosial
Adalah teknik pencarian data dengan melakukan pengamatan dan penyebaran angket data untuk mendapatkan jawaban atau pendapat dari suatu masalah yang diangkat.
3.2.2 Kajian Pustaka
Adalah Teknik pencarian data dengan membaca literatur atau buku yang dapat membantu memecahkan / mendukung suatu persoalan.






















BABA IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

4.1.1 setuju tidaknya siswa dengan adanya ekstrakulikuler wajib.

No
Nama Kelas
Siswa setuju
Siswa tidak setuju
Jumlah siswa
1
X MIPA 1
17
10
27
2
X MIPA 2
25
4
29
3
X MIPA 3
16
12
28
4
X MIPA 4
14
14
28
5
X MIPA 5
11
16
27
6
X MIPA 6
10
18
28
7
X IIS 1
7
24
31
8
X IIS 2
6
26
32
9
X IIS 3
5
28
33
10
X IIS 4
11
20
31

Jumlah
122
172
294


4.2 Pengkajian dan Pembahasan.

4.2.1 Setuju tidaknya siswa dengan ektrakulikuler wajib

4.2.1.1 Pendapat siswa yang setuju
4.2.1.1.1 Kami setuju dengan adanya ekstrakulikuler wajib karena membuat kita dapat belajar tentang pengendalian diri terhadap sesuatu yang kita inginkan  (bersikap hemat)
Maksudnya, siswa lebih bisa mempertimbangkan salah satu ekskul yang paling tepat untuk dirinya dan tidak boros terhadap ekstrakulikuler.
4.2.1.1.2 Kami setuju dengan adanya ekstrakulikuler wajib seperti pramuka karena di ekstrakulikuler ini kami dapat mengerti tentang pengetahuan-pengetahuan baik permainan ataupun pengetahuan terapan
4.2.1.1.3 Kami setuju karena ekstrakulikuler wajib yang termasuk dapat membantu peningkatan prestasi dan pencarian bakat pada ekstrakulikuler tersebut.
4.2.1.1.4 Kami setuju karena pramuka dapat membangun kecerdasan dan sikap cinta lingkungan yang baik untuk pengembangan karakter generasi muda

4.2.1.2 Pendapat siswa yang tidak setuju
4.2.1.2.1 Kami tidak setuju dengan ekstrakulikuler wajib karena dapat membuat bakat kami pada ekstrakulikuler lain terhambat.
4.2.1.2.2 Kami tidak setuju dengan ekstrakulikuler wajib karena dapat mengurangi jam latihan pada ekstrakulikuler lain dan jam pulang kampung.
4.2.1.2.3 Kami tidak setuju dengan adanya ekstrakulikuler wajib banyak siswa yang tidak menyukai ekstrakulikuler wajib tersebut.
4.2.1.2.4 Kami tidak setuju karena ekstrakulikuler wajib mendapatkan penilaian dirport sedangkan ekstrakulikuler kami tidak.
4.2.1.2.5 Kami tidak setuju karena adanya ekstrakulikuler wajib dapat mendiskriminasi kegiatan yang ada pada ekstrakulikuler lain

Dari hasil di atas dapat kita sampaikan bahwa banyaknya siswa di SMA Negeri 1 Kotagajah lebih menyukai tidak adanya ekskul wajib karena mereka menganggap bahwa ekskul wajib hanya sebagai penghambat perkembangan bakat siswa karena bakat-bakat yang lain dari siswa tidak dapat berkembang dengan diwajibkannya salah satu ekskul dan satu ekskul pilihan.

Pembuktiannya yang terlihat sekarang ini adalah bahwa dengan adanya ekskul wajib itu prestasi-prestasi siwa pada ekskul lain menurun dan tidak mengalami perkembangan. padahal banyak siswa yang tidak menyukai cabang ekskul yang diwajibkan terebut.

Namun sebenarnya kita tidak bisa langsung saja menyalahkan bahwa adanya ekskul wajib itu .menjadi faktor penghambat prestasi. Memang yang terlihat sekarang demikian tapi kita belum mengetahui yang terjadi kedepan. Harapan pemerintah dengan adanya ekskul wajib ini yang menanamkan pola pikir pendidikan karakter dapat membangun generasi muda yang lebih berkarakter kebangsaan dan dapat membuat karakter siswa lebih baik bukan untuk mendiskriminasi ekstrakulikuler lain.

4.2.2 Manfaat Adanya Ekstrakulikuler

            Banyak Sekali manfaat adanya Ekstrakulikuler di SMA Negeri 1 Kotagajah di antaranya :

4.2.2.1 Berpartisipasi dalam kegiatan lain setelah sekolah dapat membantu siswa menentukan prioritas dan membagi waktu antara pekerjaan rumah, tugas sekolah, dan kegiatan lain di luar rumah. 
4.2.2.2 Jika siswa menyukai kegiatan ekstrakurikuler tertentu, misalnya basket, mereka pastinya menyadari bahwa memerlukan komitmen dan kedisiplinan yang kuat untuk menguasainya. Disini mereka akan belajar untuk menentukan tujuan dan lebih disiplin. 
4.2.2.3 Sikap keingin-tahuan siswa terhadap hal-hal baru akan mendorong mereka untuk lebih bereksplorasi, mencoba tantangan baru, mendapat teman baru, dan membangun kepercayaan diri. 
4.2.2.4 Diluar kelas biasanya siswa akan lebih mudah mengekspresikan sisi emosionalnya. Hal ini akan memberikan kesenangan dari diri siswa yang akan dapat menyeimbangkan otak kiri dan otak kanannya. 
4.2.2.5 Berhubungan dengan orang-orang dalam satu klub ekstrakurikuler akan membantu siswa mengasah keterampilan kepemimpinan, inisiatif, dan perencanaan. 
4.2.2.6 Jenny Edmonds di Murdoch University School of Psychology mengatakan kegiatan ekstrakurikuler penting untuk sosialisasi. “Siswa belajar untuk menguasasi keterampilan formal seperti berhubungan dengan temannya, bermain baik secara individu maupun kerjasama tim. Ini tentunya akan membantu siswa menghadapi kehidupan dan menyesuaikan dalam kehidupan orang dewasa nantinya. 
4.2.2.7 Ikut ambil bagian dalam komunitas dapat meningkatkan harga diri siswa, kebahagiaan dan mengajarkan siswa akan nilai-nilai yang ada dalam komunitas tersebut. Ini penting bagi kesiapan siswa pada saat terjun dalam kehidupan bermasyarakat nanti.



Membentuk karakter-karakter yang baik dalam pembangunan generasi muda seperti :

Mandiri : Ekstrakulikuler membuat siswa lebih bisa mengantur dirinya untuk dapat belajar secara mandiri tanpa bergantung pada orang tua, Contoh mengikuti Ektrakulikuler Pramuka, dll.
Kepemimpinan : Ekstrakulikuler dapat menumbuhkan rasa kepemimpinan dalam berorganisasi dan mempersiapkan diri dalam menghadapi masalah dan sikap memutuskan pendapat sebagai pemimpin. Contoh menjadi Ketua OSIS.
Solidaritas dan Sportifitas : Ekstrakulikuler dapat menumbuhkan rasa kebersamaan kerjasama serta kekompakan dalam berteman serta dapat meningkatkan sifat tenggang rasa dan sportifitas, Contoh Olahraga seperti Sepak bola.
Amanah : Ekstrakulikuler dapat membuat kita lebih terbiasa untuk bisa menjalankan janji dan amanah baik sebagai senior maupun junior. Contoh amanah sebagai seorang Ketua Pelaksana suatu lomba
Tanggung Jawab : Ekstrakulikuler meningkatkan tanggung jawab terhadap suatu perbauatan yang telah kita lakukan baik sendiri ataupun bersama.
Keterampilan perencanaan : Ekstrakulikuler juga membantu siswa lebih dapat membuat perencanaan terhadap suatu kegiatan.
Disiplin Waktu : Ekstrakulikuler membuat siswa bisa membuat management waktu dan keadaan yang baik untuk modal pencarian pekerjaan.

Dengan penjelasan dapat membuat siswa lebih bisa, membuat ekstrakulikuler sebagai beban melainkan sebagai pembelajaran di luar akademik karena karakter-karakter bermasyarakat dalam lingkup kecil dapat kita pelajari disini. Dengan adanya pembahasan diatas peran ekstrakulikuler terhadap pembentukan karakter sangat penting dan membuat siswa lebih terbiasa hidup di lingkungan masyarakat.






















BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Ekstrakulikuler merupakan tempat bagi siswa untuk menambah pengetahuan tentang  keterempilan dan membuat siswa lebih bebas mengunakan kemampuannya di luar sekolah selain bidang akademik. Keberadaan kegiatan ekstrakurikuler diperlukan siswa sebagai media untuk mengembangkan potensi diri, selain itu diharapkan mampu mengangkat dan mengharumkan nama sekolah dengan prestasinya, khususnya prestasi non akademik.  Ekstrakulikuler merupakan nilai tambah bagi perkembangan sekolah dan dapat merubah kegiatan sekolah menjadi lebih aktif dan bermanfaat tanpa mengurangi kegiatan pembelajaran.

Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter pada warga sekolah yang meliputi kompoanen pengetahuan, kesadaraan atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendidikan karakter adalah segala sesuatu yang dilakukan guru,  yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.
Karakter siswa yang dapat dibentuk melalui ekatrakulikuler antara lain , Mandiri,kepemimpinan, disiplin waktu, inisiatif, tanggung jawab dan lain-lain.

Hubungan antara adanya ekstrakulikuler wajib dan pilihan dalam peningkatan prestasi dan pembentukan karakter siswa sangat berpengaruh alasannya adalah ektrakulikuler yang meruakan pilihan lebih dapat membuat siswa lebih senang dan pembuntukan karakter baik akan lebih mudah sedangkan wajib namun paksaan membuat siswa merasa tertekan dan tidak senang yang membuat pembentukan karakter lebih baik sulit terjadi.


5.2 Saran
            5.2.1 Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut agar data yang diperoleh lebih akurat.
  5.2.2 Pengambilan data tidak hanya terpacu oleh angket, tapi bisa melalui wawancara                            langsung.
5.2.3pengambilan data tidak harus mayoritas dari media internet, tetapi sumber data dari buku    sangat perlu.




DAFTAR PUSTAKA
Subdin Dikmenum, 2004 Pengembangan Silabus dan Implementasi Pembelajaran Kurikulum 2004, Jakarta: Depdikbud BSE
Kamus besar Bahasa Indonesia, 1988,Balai Pustaka, Edisi Ketiga